Pengakuan Dosa Sang Guru



"Menulis tak perlu banyak teori, bahkan tidak butuh teori." yang pintar teori menulis, belum tentu produktif dalam menulis. Bahkan, tak jarang kita menemukan orang nyuruh kita menulis namun dia sendiri tidak mau menulis. 

Salah satunya saya sendiri, saya pernah mengajak teman-teman dekat saya untuk produktif menulis. Saya sendiri jauh dari produktif. 

Saya sendiri pernah mempunyai keinginan jika lulus kuliah minimal saya punya satu buku karya pribadi. Namun itu tidak terjadi. 

Saat saya sudah menjadi guru, semester pertama ada materi penulisan naskah drama, saya dorong anak didik saya untuk menulis naskah drama. Namun saya belum memberi contoh yang sebagai penulis drama. 

Saya menulis beberapa naskah drama, beberapa kumpulan puisi, dan beberapa catatan harian. Namun masih bingung mau saya apakan. Saya sebagai guru belum bisa memberi contoh, untuk apa menulis? 

Saya pernah ikut tantangan di gurusiana yang diadakan oleh Media Guru. Menulis 30 hari. Saya hanya mampu 30 hari, setelah itu saya tak menulis lagi sampai berbulan-bulan. Padahal guru-guru yang lain tetap konsisten menuju 365 hari. 

Semoga dengan pengakuan dosa ini, saya diberikan kemampuan untuk tetap konsisten menulis. Tidak hanya menyuruh anak didiku untuk menulis. Sedangkan saya masih buta aksara. 

Pak Guru Untung
Sidoarjo, 19 Juli 2020

Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url