Eidul Fitrih; Mojok Kanan

 

Banyak yang berkata, saya ini adalah seorang ayah yang kaya raya. Karena sudah mendapatkan anak yang lengkap, laki-laki dan perempuan. Serta seorang istri yang cantik. Bahkan saya tidak berlebihan jika meyakini dia perempuan paling cantik sedunia. Sebab, dia kupilih untuk dunia dan akhiratku. 

Virendra, anakku yang pertama sudah berumur tiga tahun lebih sedikit. Dan yang nomor dua, Qiandra umurnya satu tahun setengah. Jarak antara mereka yang tidak terlalu jauh. Seakan mereka tumbuh seperti kembang sepasang. Menyenangkan. 

Tadi pagi, dia ikut salat Eid bersama saya, sedangkan adiknya bersama bundanya. Sebelum jam enam kami sudah siap berangkat, jagoanku terlihat penuh semangat. Padahal salat Eid di masjid dekat rumah baru dimulai pukul tujuh. Begitulah dunia anak-anak. 

Jarak antara rumah ke masjid tidak terlalu jauh, kurang lebih empat ratus meter. Tetapi kami berangkat tetap naik motor, mungkin ini efek generasi malas gerak. Tiba di masjid masih belum banyak yang datang. Akhirnya saya dan Virendra menggelar sajadah di "saf" paling depan dan paling kanan. Mojok. 

Beberapa menit pertama dia masih terlihat tenang, duduknya masih anteng dengan senyum yang menyenangkan. Lewat tiga puluh menit mulai menunjukkan kegelisahan, menoleh ke kanan dan ke kiri, sesekali dia berdiri memperhatikan orang-orang yang berdatangan. Bertambah lama, tanda-tanda rasa bosan semakin terlihat. Untuk ngajak pulang, dan menyatakan tidak mampu untuk menunggu lebih lama lagi mungkin tidak berani. Dia memilih ngrengik, dan tiduran di pangkuanku. Begitulah cara anak kecil. 

Sampai akhirnya salat Eid pun dimulai. Semangatnya seketika penuh. Namun, karena sudah dilanda bosan, menunggu yang begitu lama. Setelah mulai khotbah, tidak lama kemudian bosannya gampang tersulut. Rengekan dan panggilan "ayah" terdengar lagi. Saya tidak ingin di samping dan dibelakang saya terganggu karena tingkah anakku, akhirnya saya putuskan untuk berdiri dan ngajak Virendra untuk ke teras masjid dan berada di saf paling belakang, sampai khotbah selesai.

Selamat Eidul Fitrih anak-anakku, dan keluargaku. Mohon maaf lahir batin. 

Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url