Mengembalikan Buku yang Pernah Dipinjam

 "yang bodoh bukan yang meminjamkan buku, tapi yang tidak mengembalikan buku adalah tindakan bodoh dan gila."

Semasa kuliah saya punya beberapa buku tentang menulis. Pasalnya saya mengolek buku semacam itu untuk belajar menulis. Bahkan sampai sekarang saya masih membeli buku semacam itu. Terakhir yang saya beli adalah karya Puthut EA." Buku Latihan Untuk Calon Penulis" 

Sebelumnya juga ada; Menulislah dengan Marah, Menulis tanpa Kerangka, dll. Selain itu juga ada beberapa buku fiksi, novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi. Serta naskah drama.

Coba kita lihat, Salah satu buku yang ada di foto ini merupakan buku yang berjudul "Menulislah dengan Marah". Buku tersebut pernah dipinjam oleh temanku semasa kuliah. Kurang lebih sepuluh tahun buku tersebut ada padanya. Bahkan saya sudah lupa kalau pernah punya buku itu, dan lupa dia pinjam buku tersebut. 

Suatu hari tiba-tiba ada yang chatt saya melalui WA. Minta alamat dan bilang kalau dirinya akan kirim buku. Saya kirim alamat sekolah, agar lebih mudah mengirimnya. Setelah kirim alamat saya tanya buku apa yang mau dikirim. Karena saya tidak merasa pesan buku padanya. Kebetulan dia sekarang juga jualan buku secara online.

Singkat cerita, dia ingin mengembalikan buku yang pernah dipinjam. Saya coba untuk mengingatnya, kapan dia pinjam buku, dan buku apa? Karena saya sudah lupa, dengan singkat saya jawab  "Ok, terimakasih."

Setelah beberapa hari, benar ada paket yang dititipkan di pos satpam sekolah. Setelah ada kabar paket saya di pos satpam, langsung saya ambil, dan saya buka paketnya. Saya baru ingat buku yang sudah lama dia pinjam. 

Ternyata bukan hanya satu buku, ada tiga buku lain dalam paketnya. Dari ketiga buku itu bukan milik saya. Ketiga buku tersebut buku-buku keren; Menunggu Godot (Samuel Backett), Kekerasan Budaya Pasca 1965 (Wijaya Herlambang), dan Propaganda (george Orwell). 

Untuk memastikan paket itu benar untuk saya, saya WA dia. "Terimakasih, bukunya sudah sampai. Tapi kok ada empat buku, yang tiga itu buku siapa?" ternyata tiga buku lain sebagai hadiah, dan permohonan maaf. Karena, bukunya sangat lama dia pinjam. 

Meminjamkan buku pada teman memang ada resiko tidak dikembalikan. Jika benar-benar bermanfaat tidak masalah. Teman yang mengembalikan buku yang dipinjamnya, pasti dia orang baik. Apalagi ditambah bonus tiga buku, sangat jarang saya temui. Bahkan dia satu-satunya teman yang berbuat demikian. 

Ada kata bijak seperti ini "Hanya orang bodoh yang mau meminjamkan bukunya dan hanya orang gila yang mau mengembalikan buku yang sudah ia pinjam.”. Artinya dia bukan orang gila, walau pun saya nyaris bodoh meminjamkan buku yang nyaria tidak dikembalikan.

Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url