Jangankan diam, menunggu saja kita sudah tertinggal

 "kamu diam akan saya tinggal, usahamu adalah nilaimu" kalimat ini sebagai penutup PTM (Pembelajaran Tatap Muka) bersama siswa kelas 7D, SMP Negeri 18 Surabaya. Dengan semangat semua siswa pun menjawab "Siap, Pak." Lantang.


Kesempatan pertama bertemu secara langsung saya manfaatkan untuk evaluasi bersama selama semester ganjil. Dan menyuntikkan motivasi belajar. Materi masih saya kesampingkan. Setidaknya dengan evaluasi ini, saya tahu apa yang diinginkan siswa dalam pelajaran seni budaya ke depan, semester genap.


Saya sadar, tidak semua siswa memiliki motivasi belajar. Apalagi pelaksanaan pembelajaran masih secara Daring. Siswa sangat butuh pendampingan, dan pemahaman bagaimana cara belajar yang baik di tengah yang serba teknologi ini. Dengan pendampingan, dan pemberian pemahan inilah yang akan membuka motivasi baru siswa dalam belajar. 


Mereka (siswa) butuh pendampingan, butuh figur dalam belajar. Memang dalam pandemi ini peran orang tua sebenarnya yang paling pas menjadi figur tersebut. Namun, kenyataannya tidak semua orang tua bisa dan memiliki waktu atas tugas berat tersebut. Sebagian besar, orang tua siswa bekerja. 


Sebenarnya, pendampingan dalam siswa belajar bukan harus berada di samping anak setiap saat. Pendampingan disini merupakan pengarahan secara langsung, memberikan pemahaman yang utuh bagaimana cara belajar dijaman sekarang. Selain, pengarahan, dan pemahaman, dalam pendampingan yang tidak kalah pentingnya adalah kontrol orang tua. 


Yang terakhir ini sangat bisa dilakukan kapanmu. Contohnya, orang tua bisa menanyakan secara langsung tugas dan pekerjaannya hari itu. Hal ini bisa dilakukan sepulang kerja. Orang tua juga bisa berkomunikasi langsung dengan guru yang bersangkutan, apakah ada masalah dengan proses belajarnya anaknya? Atau, bisa dibalik. Setiap hari anaknya diminta untuk melaporkan tugas dan hasil pekerjaannya yang telah diselesaikan. 


Eh, sudah jauh. Kembali ke PTM kemarin, evaluasi masih jalan satu arah. Dari siswa belum ada yang berani, padahal saya sangat berharap. Karena tidak ada evaluasi dari siswa, terpaksa saya menugasi mereka untuk menuliskan surat kepada "PelarajaranSbd dan Pak Untung". 


Harapannya mereka bisa memberikan masukan atas kekurangan di semeater ganjil. Sehingga semester genap bisa saya perbaiki. Dengan waktu yang cukup sebentar, saya juga menyempatkan masalah cara belajar hari ini. Dengan harapan siswa bisa memanfaatkan keterbukaan informasi dan canggihnya teknologi sebagai ruang dan media untuk belajar dengan tidak terbatas. 


Belajarnya harus bisa cepat, jika sebelumnya belajar hanya di kelas, atau lewat buku-buku pelajaran yang terbatas, hari ini materi di kelas dan di buku-buku tersebut bisa dipelajari kapan pun, dan dimana pun dengan cara berselancar di internet. 


Sekarang, bukan waktunya sekadar menunggu materi dari guru. Harus mampu bergerak, mencari dan mengeksplorasi berbagai pengetahuan. Jangankan diam, menunggu saja kita sudah tertinggal.





Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url