Hari Pertama Bulan Desember

Hari ini sudah masuk bulan Desember, berarti sebentar lagi tahun baru. Waktu terasa cepat berlalu. Perasaan bulan januari baru kemarin, tahu-tahu sekarang sudah sampai di penghujung tahun. Terlalu menikmati kehidupan sampai waktu tanpa terasa, atau karena kurang kegiatan yang menantang. Yang perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga, sampai waktu seolah bergerak lambat. Entah lah.

Tadi pagi, saya berangkat bekerja sedikit terlambat dari biasanya. Sehingga perjalanan sedikit terburu-buru, bisa dikatakan perjalanan dengan kecepatan tinggi. Jarak antara rumah dengan tempat kerja kurang lebih 35 km. membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Namun jika berangkat lebih pagi, perjalanan bisa ditempuh 40 menit saja.

Di tengah perjalanan saya teringat, bahwa hari ini adalah hari pertama bulan terakhir tahun 2021. Dalam keadaan kecepatan tinggi, dan jalanan agak ramai memang tidak baik memikirkan sesuatu yang agak berat. Namun saya memang terbiasa diperjalanan memikirkan sesuatu, dari kegiatan yang akan dikerjakan hari itu, sampai permasalahan hidup. Bahkan yang lebih sering karya-karya itu lahir dari hasil pikiran di tengah perjalanan.

Berhubung tadi pagi sebagai permulaan bulan terakhir yang masuk dalam benak saya sebuah pertanyaan; apa yang sudah saya capai tahun ini? Ternyata pertanyaannya gampang, namun jawabannya cukup sulit saya jawab. Karena sampai beberapa lampu merah pun belum ada jawaban pasti yang terungkap. Terus saya pikirkan sampai beberapa waktu, yang muncul adalah anak kedua saya “Qiandra” perempuan cantik. Mungkin itu capaian saya yang paling nyata.

Setelah perempuan cantikku, otakku mengajak untuk introspeksi diri. Lebih tepatnya bukan introspeksi, semacam kilatan cahaya yang membentur harapan. Saya teringat, tahun ini saya kurang inten dalam menulis. Padahal Desember lalu kegiatan menulis menjadi salah satu poin dalam catatanku.

2021 masih tersisa satu bulan, Desember ini bisa menjadi peluangku untuk menuntaskan harapan itu. Setidaknya bulan ini bisa diperbaiki, bisa diintenskan menulisku. Sampai di sini, tiba-tiba pikiran saya buyar. Ada pengendara motor yang memotong jalan untuk putar balik. Seketika dengan reflek tangan kanan menurunkan gas, dan kedua rem baik depan maupun rem belakang sampai berderit.

Pengendara motor yang memotong jalan serasa tanpa dosa, jangankan minta maaf menoleh pun tidak. Padahal memotong jalan sudah jelas-jelas salah dan sangat membahayakan pengendara lain, apalagi memotongnya dengan banter juga. 

Namun saya lebih memilih untuk introspeksi diri. Memang tidak baik, membebani pikiran pada waktu berkendara. Hal itu akan mengurangi konsentrasi. Dan berkendara dengan kecepatan tinggi juga tidak baik. Bisa membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Bulan desember, bulan introspeksi diri. 

Ditulis Oleh Untung, S.Pd.
Guru Seni Budaya


Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url