Obat Lelah Pejuang Jarak

Jarak dari rumah ke tempat kerja saya kurang lebih 30 Km. Pagi hari saya berangkat membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit. Saat ulang kerja saya membutuhkan waktu diperjalanan kurang lebih 90 menit. Paling cepat berangkat dengan jarak tersebut saya tempuh 30 menit. Paling lama 120 menit, saat perjalanan pulang. 


Waktu tempuh sangat variatif, hampir tidak pernah ada yang sama persis dalam setiap perjalanan. Baik berangkat, mau pun pulangnya. Waktu tersebut salah satunya dipengaruhi jam berangkat. Jika saya berangkat, jarum jam menyentuh pukul 05.30 Wib. Bisa dipastikan saya terlambat. Karena jam masuk kerja pukul 06.30 Wib. Setidaknya agar tidak terlambat, pas pukul 06.30 Wib. Saya sudah di atas motor dan gas sudah ditarik. Namun perjalanan kurang santai, masih terasa dikejar-kejar waktu. Takut terlambat.


Jika tidak ingin terlambat, setidaknya saya harus berangkat pukul 05.15 Wib. Sesampainya di sekolah, paling tidak pukul 06.15 Wib. Namun terkadang terlalu mepet dengan jam masuk, jika ada kendala di jalan atau pun kendala di apkikasi absensi, bisa jadi akan terlambat  juga. 


Mungkin kita akan berfikir paling pasnya berangkat pukul 05.00 Wib. Dan sampai di sekolah pukul 06.00 Wib. Setidaknya ada 30 menit jarak jika kendala yang tidak terduga. Kenyataannya, jika saya berangkat pukul lima pagi, jalanan sepi. Tidak ada hambatan apa pun, paling mentok hambatan lampu merah. Itu pun tidak mesti. Namun kenyataannya jika saya berangkat pukul lima pagi sampai di sekolah antara setengah enam, perjalanan jadi tiga puluh menit saja. 


Susahnya hidup di Kota besar dan tempat kerja yang jauh dari rumah. 


Bagaimana dengan perjalanan pulang? Sebenarnya tidak ada masalah dengan perjalanan pulang. Karena tidak ada batasan waktu sampai di rumah. Berapa jam pun tidak pernah saya pikirkan. Namun perjalanan pulang membutuhkan waktu yang lebih panjang. Karena jam pulang hampir bersamaan dengan pekerja lainnya, jalanan padat merayap. Selama saya menjalani ini waktu tempuh dari kantor ke rumah  tidak pernah kurang dari satu jam. Rata-rata sembilan puluh menit. 


Tantangan terberatnya adalah kondisi tubuh yang sudah lelah bekerja, harus berjuang lagi menaklukkan ganasnya jalanan kota yang panjang. Pasti menambah rasa lelah di tubuh. Jika mau jujur, memang sangat melelahkan. Andai kata tidak ada obat lelah ini, mungkin saya sudah tidak mampu menjalani. 


Apa obatnya? Tidak lain adalah keluarga tersayang. Senyum dan candatawa istri, dan juga anak-anakku tercinta. Sungguh itu semua melenyapkan lelah. Lebih tepatnya bukan lenyap, namun terobati, lelah akan kalah oleh itu semua. Karena terkadang saking lelahnya, setelah bermain dan sebagainya bersama keluarga tercintaku. Belum shalat isya' saya sudah tertidur. Baru shalat isya' tengah malam. 


Terkadang, hari libur saya manfaatkan untuk istirahat total. Setidaknya lebih banyak iatirahatnya dari pada beraktivitas lainnya. Jika kalian punya keluarga yang semacam saya, jarak antara rumah dan tempat kerja lumayan membutuhkan waktu yang cukup lama. Bisa dimaklumi. Karena dia bukan robot, yang tak mengenal lelah.


Penulis, Untung, S.Pd.
Guru Seni Budaya


Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url