Mengenal Lebih Dekat Keberagaman dalam Dunia Pendidikan - Akai #10

“Keberagaman telah menjadi karakter bagi bangsa Indonesia” pendiri bangs akita, telah mencetuskan bahwa kita dibangun atas dasar keberagaman, disatukan dalam satu wadah, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalimat pembuka dari Nasrullah A’mal Salam, M.Pd (Tutor Universitas Terbuka Surakarta) dalam acara Live Podcast Aksi Berbagi dan Berkolaborasi, dari Guru untuk Guru dengan tema “Mengenal Lebih Dekat Keberagaman dalam Dunia Pendidikan”, Rabu, 26 Oktober 2022.

Selain Nasrul, acara tersebut dihadiri oleh Konsultan dan Pengajar kelas Stimulasi Mewangi, yaitu Rahmani, S.Pd. sedangkan Host acara, adalah Untung, S.Pd. selaku guru seni budaya SMP Negeri 55 Surabaya. Di tangan host dua pementik live podcast ini sangat bersemangat membahas tentang keberagaman, dimana beragam selain sudah menjadi karakter bangsa kita, beragam sebagai kodrat manusia.

Bapak Pendidikan kita sudah merumuskan konsep Pendidikan atas dasar kondisi bangsa dan kodrat dari manusia itu sendiri. “Ki Hajar Dewantara membeberkan bahwa, Pendidikan berfungsi untuk menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar selamat dan Bahagia. Baik sebagai manusia atau pun sebagai anggota masyarakat” Ulas Nasrul, Alumni Pasca Sarjana Unesa.

 Rahmani, mengambil sudut pandang keberagaman dalam konteks belajar anak adalah, merdeka dalam cara belajarnya. “anak ini tidak belajar merdeka, namun cara belajarnya. Bagaimana anak di dampingi untuk mewujudkan segala potensinya, termasuk bakat dan minatnya.” Jelas Rahmani. Konsultan Kelas Stimulasi Mewangi. 

Karena keberagaman, ini menuntut guru untuk memberikan pelayanan terhadap individu sesuai kebutuhannya. Jika mengarah terhadap layanan pada Anak Berkebutuhan Khusus, layanan itu dibagi menjadi dua, yaitu; temporer dan permanen. “temporer ini sifatnya sementara, seperti anak korban bencana. Sedangkan yang permanen, ini seperti anak yang disabilitas.” Lanjut Nasrul.

Fungsi dan tanggungjawab guru dalam mewujudkan pelayanan keberagaman dalam dunia Pendidikan juga menjadi obran hangat. “guru itu memiliki tiga fungsi dalam menangani anak yang berkebutuhan khusus, yaitu; fungsi intervensi, konpensasi, dan prefentif”. Ungkap tutor UT Surakarta. Jangan sampai anak yang memiliki hambatan dalam belajar. Berdampak terhadap aspek yang lainnya.

Waktu terasa begitu singkat, setelah membahas fungsi guru. Host memberikan waktu kepada kedua pemantik untuk menyampaikan statement terakhir dalam acara ini. Rahmani berpesan kepada seluruh guru-guru untuk tetap semangat terus membimbing murid-muridnya. Sedangkan Nasrul, berstatement, anggaplah keberagaman adalah sesuatu yang biasa. “Ada lagu yang lagi viral, Ojok dibanding-bandingke” 


Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url