Menulis Gampang-gampang Sulit

 


"Menulis itu gampang-gampang sulit, dan sulit-sulit gampang." kurang lebih seperti itu yang saya rasakan. Sekalipun anak SD sudah bisa menulis, belum tentu dia bisa menyampaikan gagasannya dalam bentuk tulisan. Jangankan siswa SD, kita yang sudah dewasa pun belum tentu. Walau pun ada yang pernah mengatakan bahwa menulis itu semudah kita bicara. 

Kita lihat faktanya, manulis itu sangat sulit. Coba kita hitung berapa banyak kata, kalimat yang kita sampaikan dalam sehari. Berapa pesan yang kita ungkapkan dari bangun sampai tidur lagi. Lalu, kita hitung berapa tulisan yang kita hasilkan? Dalam seminggu berapa opini yang dibagikan, sebulan, setahun. Sebagin besar, kita tidak menghasilkan satu tulisan apa pun. 

Dengan cepat saya simpulkan, bahwa menulis itu sulit. Tapi benarkah menulis sesulit itu? Tidak juga. Menulis itu sulit-sulit gampang, dan gampang-gampang sulit. Yang dibutuhkan untuk menulis hanya "kemauan dan keterampilan". Sepintar apa pun kita menulis jika tidak ada benih "kemauan" dalam diri tidak akan pernah menulis. Memaksa orang yang tidak mau, tidak akan ada perubahan apa-apa. 

Yang kedua adalah keterampilan. Jika sudah ada kemauan, yang dibutuhkan adalah keterampilan menyusun kata menjadi kalimat, dan menjadi paragraf. Seseorang yang memiliki kemauan untuk menulis tetapi belum memiliki keterampilan, akan menemukan kesulitan dalam memyampaikan kata-kata dalam bentuk tulisan. Sebuah keterampilan hanya didapat jika kita mau berlatih. 

Dengan kata sederhana, untuk menjadikan menulis segampang kita berbicara hanya butuh "kemauan berlatih". Kegigihan berlatih akan menentukan kecakapan kita dalam menulis. Coba kita lihat bayi yang berlatih bicara. Sebelum bisa berbicara seorang anak pasti melewati proses mengenal kata, baru frasa, dan kalimat sederhana. Tidak ada seorang bayi pun yang bisa langsung berbicara. 

Karena menulis bagi kita belum diajarkan dari sejak dini, tidak ada salahnya bagi kita untuk berlatih mulai sekarang. Bagi yang ingin atau mau menulis, berlatih adalah wajib. Dimana dan kepada siapa kita berlatih menulis? Berlatih bisa dimana pun, kapan pun, dan kepada siapapun. Namun, berlatih di dalam komunitas menulis akan mempermudah kita. Di dalam komunitas biasanya memiliki anggota dengan visi yang sama Semangat yang sama, dengan begitu sesama anggota akan saling suport dan berbagi. 

Sebenarnya berlatih bisa kepada siapa pun. Tetapi, Khoiri, menyarankan untuk berlatih kepada ahlinya. Jangan berlatih kepada orang yang hanya pintar berteori, apalagi yang bukan bidangnya. Jika ingin bisa "berenang" jangan berlatih kepada orang yang hanya pintar teori renang. Ingin belajar memanah jangan sampai memilih pelatih renang. Harus sesuai ahlinya. 

Berlatih menulis kepada yang ahli menulis pasti akan lebih mudah. Dia akan memberikan contoh, dan praktik yang baik kepada kita. Contoh yang nyata, bukan menurut "teori" saja. Orang yang ahli menulis, minimal dibuktikan dengan karya tulis, baik di media cetak atau pun online. Bisa juga di blog pribadi, atau media lainnya. 

Sekarang komunitas-komunitas menulis sudah banyak yang bisa diikuti, baik yang gratis atau yang berbayar juga banyak. Salah satu komunitas menulis yang gratis adalah Rumah Virus Literasi (RVL). Founder Abah Khoiri, penulis dari Unesa. Jika benar-benar mau berlatih menulis di tempat yang tepat, dan pada ahlinya, saya rasa RVL adalah pilihan tepat. 

Next Post Previous Post
3 Comments
  • Cakinin
    Cakinin 8 Februari 2023 pukul 00.17

    Mantab Pak Guru Untung
    .Lanjut

    • CAHYATI
      CAHYATI 8 Februari 2023 pukul 00.58

      Benar kata Pak Guru. Untuk menulis itu harus pada ahlinya. Dan menulis itu butuh proses. Karena kita bisa naik tangga ke seratus dimulai dari tangga pertama

  • Reviewer
    Reviewer 8 Februari 2023 pukul 15.32

    Alhamdulillah, keren mantap pak Guru

Komentar
comment url