Semut Ijo: Babak Baru Gerakan Pemuda NU


Ribuan Semut Ijo beraksi di resepsi satu abad NU. Pasukan Semut Ijo ini merupakan gabung pemuda dan pelajar yang membantu membersihkan sampah-sampah di lokasi acara. Dengan senang hati, mereka menenteng senjata berupa sapu dan plastik besar.

Permasalahan sampah di negeri ini memang masih menjadi PR bersama. Jangankan acara sebesar peringatan satu abad NU. yang menghadirkan jutaan jamaah NU dari pelosok negeri. Meruah di di Sidoarjo. Sampah yang ditinggalkan pasti banyak. Coba kita lihat di samping dan di belakang rumah kita, sampah yang dihasilkan dari sejumlah keluarga penghuni rumah tersebut. Terutama sampah plastik, sangat mustahil suatu rumah dengan "Nol" plastik. Kesadaran masyarakat kita terkait sampah memang masih rendah. 

Kita perhatikan, hampir di setiap jalan, sedikit banyak akan melihat tumpukan sampah. Di selokan, kali yang ada di sekitar kita hampir dipastikan selain air mengalir, juga menumpuk sampah di dalamnya. Sebagaimana yang ditulis M. Faizi dalam artikelnya, bahwa "selokan dan sungai adalah tempat sampah masyarakat: -tempat sampahnya- masyarakat, sekaligus area berbagi sampah masyarakat untuk membuang sampah."

Aksi Semut Ijo yang luar biasa ini tidak banyak yang meliput, saya baca beberapa media, baik cetak atau pun online, saya hanya menemukannya di kolom feature Harian Disway (8/2). Pemuda-pemuda NU menyadari akan adanya masalah dalam acara tersebut. Salah satunya terkait sampah. Dari sana terbentuklah gabungan pemuda yang mengatasnamakan Semut Ijo. Mereka dengan senang hati membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar lokasi. Menyapu dan memasukkan dalam plastik besar.

Aksi ini saya acungi jempol, apalagi dilakukan oleh pemuda dan pelajar yang umurnya sekitar sembilan belas tahunan. Kesadaran untuk melakukan aksi sosial, dan langsung terjun kelapangan saya rasa sebuah pemikiran dan tindakan yang luar biasa. Seharusnya untuk membersihkan, atau setidaknya tidak meninggalkan sampah apa pun bisa dilakukan oleh semua orang.

Harapannya, Semut Ijo tidak hanya beraksi dalam momen satu abad ini saja. Sebagai pemuda NU yang memiliki kesadaran terkait permasalahan lingkungan, bisa menjadikan ini sebagai gerakan sosial yang berkelanjutan. Baik aksi secara langsung membersihkan sampah-sampah di lingkungan sekitar, atau memberikan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat. Minimal mengajak masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Saya membayangkan, jika semua pemuda NU memiliki pemikiran yang sama. Melakukan aksi yang sama. Peduli terhadap lingkungan, khususnya permasalahan sampah. Edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat dilakukan terus menerus. Mendampingi masyarakat untuk mengurangi sampah dari rumah. Baik dengan cara mengolah, atau memanfaatkan kembali sebelum menjadi sampah. Ini akan menjadi gerakan besar, yang akan berdampak besar terhadap masyarakat. 

Memasuki abad kedua NU, bisa menjadi babak baru gerakan pemuda NU. Semut Ijo bisa menghijaukan Indonesia. Peran penting dalam memperbaiki bangsa dan negara tidak harus dari gagasan besar dan muluk-muluk. Dengan aksi nyata merawat dan menjaga bumi bersih berseri, lebih berarti dari seribu gagasan namun akhirnya merusak bumi.


Penulis,

Saya menulis apa yang ada dalam pikiranku, karena saya sadar tidak mungkin menulis apa yang ada dalam pikiranmu. Nama lengkap; Untung, S.Pd., kota kelahiran Sumenep. Pendidikan terakhir S1. Sendratasik Unesa, dan hari mengabdi sebagai guru seni budaya di SMP Negeri 55 Surabaya. Aktivitas selain menjadi guru, menulis dan pendiri serta mentor di Tiny Literacy. 

Email - untung.madurarasa@gmail.com

Blog pribadi - pakguruuntung.blogspot.com

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Cakinin
    Cakinin 19 Februari 2023 pukul 02.47

    Betul Pak Untung

Komentar
comment url