Go to Success AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)

 




Berdasar dari hasil tes Pisa pada tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat bawah. Dari 78 (Tujuh puluh delapan) Negara yang berpartisipasi, posisi 72 (tujuh puluh dua) diduduki oleh Indonesia. Capaian Indonesia yang kurang memuaskan memang disebabkan banyak hal. Salah satunya tidak lain adalah tidak meratanya mutu pendidikan.


Salah satu alasan Mas Mentri (Nadiem Makarim) digagasnya AKM (Asesmen Kompetensi Minumu) yaitu; untuk mendorong perbaikan mutu pelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dengan AKM diharapkan ada perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan system evaluasi pendidikan. 


Tujuan dari Asesmen Kompetensi Minimun dirancang untuk menghasilkan informasi atau laporan sebagai dasar perbaikan kualitas belajar-mengajar, sehingga nantinya mampu meningkatkan hasil belajar murid. Laporan tersebut berbentuk informasi mengenai tingkat capaian kompetensi murid. Dari hasil laporan tersebut guru dapat memanfaatkan untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian kompetensi murid.


Dengan pembelajaran yang dirancang berdasar tingkat capaian murid, proses pembelajaran selanjutnya murid dapat dengan mudah untuk menguasai konten dan kompetensi yang diharapkan. Kompleksnya permasalahan siswa dalam menguasai konten dan kompetensi ini diharapkan dapat teratasi dengan konsep Teaching at the righ level, yaitu guru lebih spesifik dan dan relevan menangani perbedaan tersebut.


Go to Success AKM

Berbagai tanggapan mengenai AKM baik dari wali murid atau pun masyarakat umum sudah membanjiri media masa. Terutama mengenai kesiapan siswa untuk mengerjakan Soal-soal AKM yang di dalamnya terdapat komponen literasi dan numerasi. Dari komponen literasi terdapat konten teks informasi dan teks sastra. sedangkan komponen numerasi berupa; bilangan, pengukuran dan geomitri, data dan ketidakpastian, dan aljabar. Banyak yang meragukan, karena budaya membaca kita masih rendah. “jangan muluk-muluk bicara literasi, memaksa siswa membaca (literasi). Jika kita masih belum bisa membedakan berita hoax.” Pernyataan ini saya temukan di media masa.


Sebagai Kepala Sekolah Dra. Agustina Susi Utami, M.Pd. punya tanggungjawab besar untuk mendukung program Kemendikbud dan mengantar murid SMPN 18 Surabaya Sukses dalam AKM. Beliau memaparkan point-point sucses to go AKM di dalam kegiatan rapat koordinasi dewan guru dan pimpinan sekolah. Point tersebut meliputi; Sosialisasi AKM, Koordinasi Kegiatan, Rencana Kegiatan dan Pelaksanaan program.


Sosialisasi AKM memang tanggungjawab semua pihak yang terkait dengan pendidikan. Sekolah dan dewan guru adalah kunci untuk sosialisasi terhadap masyarakat, terutama kepada para wali murid. Sukses dalam pembelajaran tidak bisa hanya dilakukan sekolah (guru) dengan murid. Namun perlu adanya campur tangan Walimurid. Apalagi dalam kondisi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) perlu memberikan pemahaman terhadap Walimurid, bahwa AKM ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


Terutama kualitas pendidikan dalam komponen literasi dan numerasi. Dengan AKM ini siswa diharapkan memiliki budaya literasi. Dari membaca diharapkan siswa memiliki kemampuan menemukan informasi, memberikan interpretasi sampai refleksi. Proses ini tidak bisa terlaksana dengan baik tanpa pemahaman dan pendampingan dari Walimurid.


Koordinasi Kegiatan, karena ini proses kolektif bukan semata-mata kebutuhan kepala sekolah. Koordinasi yang baik antar semua elemen di sekolah sangat diperlukan. “seperti halnya rapat koordinasi Dewan guru dan Kepala sekolah ini.” Ucapnya. Agustin, juga mengatakan walau posisi WFH (Work From Home) semua kegiatan terkoordinasi dengan baik. Harapannya semua guru dan pimpinan sekolah mempunya pemahaman dan usaha yang sama dalam Go to Success AKM.


Sedangkan untuk rencana kegiatan Go to Success AKM SMPN 18 Surabaya telah merancang berbagai kegiatan. Namun harapannya berbagai kegiatan dan pelaksanaannya tidak mengganggu proses belajar dan tidak merugikan siswa. Kegiatan tersebut bisa inklut dalam proses belajar-mengajar.


Sebagai penutup dalam catatan pendek ini, bagaimana pun AKM ini tidak akan sukses dengan cara sekadar memoles. Karena tujuan AKM tidak untuk menilai individu, namun sebagai bahan laporan untuk memperbaiki proses dan mutu pembelajaran ke depannya.

Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url