3 Dosa Besar Pendidikan

 



3 dosa besar pendidikan; intoleransi, perundungan, dan pelecehan seksual  merupakan tema kegiatan webinar yang saya ikuti bersama ibu-ibu, Rabu, 23 Februari 2022. Kenapa ibu-ibu, sedangkan saya adalah seorang bapak? Karena, acara tersebut diadakan oleh komunitas ibu-ibu; Sidina. Walau pun sebagian besar pesertanya adalah ibu-ibu namun juga ada beberapa bapak-bapak yang ikut, termasuk saya.


Beberapa alasan saya mengikuti acara tersebut, salah satunya; tema yang diangkat cukup menarik. Kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi akhir-akhir ini sering terjadi, dan banyak dibicarakan. Walau pun sebenarnya kekerasan tersebut tidak hanya terjadi akhir-akhir ini saja. Sudah lama. Berhubung di jaman keterbukaan banyak yang berani bersuara (korban), dan banyak terjadi di dunia pendidikan hal tersebut semakin perlu dibicarakan, dan dicarikan solusinya.


Alasan lain mengikuti kegiatan yang luar biasa tersebut adalah saya sebagai guru merasa perlu mengetahui dan memahami dosa-dasa besar dalam dunia pendidikan. Jangan sampai kejadian-kejadian yang serupa terus terjadi, sekolah ramah anak jangan hanya sebagai program mati suri. Slogan-slogan tidak ada aksinya.


Pembicara utama dalam webinar ini adalah Rika Rosvianti, dipanggil Mbak Neqy, tenaga ahli Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Kemendikbud. Kata kunci bentuk tindakan kekerasan adalah "paksaan" oleh satu pihak atau lebih terhadap pihak lain dalam suatu perbuatan. Mbak Neqy menekankan, bahwa kekerasan bentuknya bermacam-macam; dalam tipology kekerasan bentuknya bisa berupa fisik, seksual, psikologis, dan pembiaran. 


Dari beberapa bentuk kekerasan di atas yang paling besar efeknya terhadap korban adalah kekerasan seksual. Dan, sulit dibuktikan. Konsep kunci kekerasan seksual yang perlu kita pahami untuk menghindari keterpurukan efek terhadap korban; Tonic Immobility. Apa itu? 


Jika kita bertemu dengan korban kekerasan seksual jangan sampai menyalahkan. Apalagi membangun anggapan korban menyetujui atau suka terhadap peristiwa yang ditimpanya karena korban tidak malawan. Yang harus kita pahami, pada saat korban mendapatkan perlakuan tidak terpuji dari peraku, korban mengalami yang disebut tonic immobility; kelumpuhan sementara. 


 Dampak dari menyalahkan korban atau yang disebut victim blaming, jika terjadi hal tersebut dampaknya akan memperluas. Internal dan eksternal. Pada dampak internal, korban akan semakin menyalahkan diri sendiri. Sedangkan pada eksternal, pihak lain juga akan ikut menyalahkan korban, termasuk pelaku sendiri.


Jika dua hal tersebut tidak kita pahami; tonic immobility dan victim blaming yang akan terjadi, yang ketiga, adalah false accusation. Apa yang diungkap korban akan dianggap tuduhan palsu. Tidak sedikit hal ini terjadi, korban kekerasan seksual dilaporkan balik dengan pasal pencemaran nama baik. 


Sulitnya bukti dari kekerasan seksual ini semakin membebani korban. Walau pun bersuara atau melaporkan, pihak aparat penegak hukum akan membebani korban untuk mengumpulkan bukti-bukti kasus tersebut. Begitulah rumitnya dalam kasus kekerasan seksual.


Di penghujung acara Mbak Neky mengajak kita untuk tiga hal; pertama, tidak ikut melakukan kekerasan. Baik secara fisik, psikologis, dan kekerasan seksual. Karena hal tersebut selain melanggar HAM, juga berdampak fatal. Jika terjadi pada anak-anak dampak salah satunya adalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara mental maupun sosial.


Kedua, membantu korban kekerasan tampa menghakimi. Karena yang sering terjadi di masyarakat kita, jika terjadi kekerasan gampang kita menghakimi, terutama terhadap korban. Bantulah untuk korban untuk menyelesaikan masalahnya. Untuk bangkit. Dan, Untuk mencegah terjadinya kekerasan yang akan datang. Ketiga, mencari dan menyebarkan informasi terkait kekerasan. Baik pengetahuan dasar dan dampak dari kekerasan.


Sebagai peserta saya berterimakasih banyak kepada penyelenggara, yaitu Sidina. Kegiatan dan tema ini perlu diikuti oleh banyak pihak, terutama dunia pendidikan. Karena maraknya kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan. Walau pun di lingkungan lainnya juga tidak sedikit.


Next Post Previous Post
No Comment
Komentar
comment url